Ciri-ciri pergaulan bebas perlu diketahui oleh setiap orang, terutama anak muda dan tentunya orang tua. Pasalnya, pergaulan bebas dapat memberikan dampak buruk bagi pertumbuhan anak dan remaja. Bahkan, perilaku ini juga bisa merugikan orang-orang di sekitarnya.
Pergaulan bebas memang biasanya dikaitkan dengan anak muda atau remaja. Pergulan bebas merupakan kenakalan remaja yang sering tidak terkontrol dan bisa menjerumuskan anak ke berbagai hal negatif.
Ciri-ciri pergaulan bebas biasanya berhubungan dengan perilaku yang dipengaruhi faktor lingkungan sekitar. Memahami apa itu pergaulan bebas dapat membantu remaja menghindarinya. Hal ini juga menambah wawasan seseorang terkait fenomena sosial pada anak muda.
Bagaimana cara mendidik anak agar tidak manja? Yuk, kita cek video di atas!
Mengenal Pergaulan Bebas
Sebelum mengenal ciri-ciri pergaulan bebas, kamu perlu memahami maknanya terlebih dahulu. Secara umum, pengertian pergaulan bebas adalah perilaku yang telah melewati batas norma yang berlaku. Norma ini bisa meliputi agama, susila, sosial, dan lainnya. Ada banyak macam pergaulan bebas seperti penyalahhunaan narkoba, seks bebas, mabuk, sampai kenakalan remaja.
Ciri-Ciri Pergaulan Bebas
Ciri-ciri pergaulan bebas dapat diketahui dengan melihat beberapa tindakan yang dilakukan oleh orang tersebut. Berikut ciri-ciri pergaulan bebas yang perlu dikenali, seperti liputan6.com kutip dari emodul.kemdikbud.go.id:
- Menghamburkan uang untuk kesenangan semata menuruti kepuasan nafsu.
- Kurang bertanggung jawab apabila diberikan tugas.
- Tidak bijaksana dalam memanfaatkan waktu, main game, begadang.
- Suka ikut pesta hura-hura yang tidak bermanfaat.
- Berperilaku tidak baik dalam lingkungan masyarakat dan merugikan masyarakat.
- Melakukan seks bebas.
- Masih remaja sudah merokok dan minum-minuman beralkohol.
- Mudah emosional, gelisah, tidak sabar, tidak mau mengalah, ingin menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri.
- Tidak mengindahkan nasehat orang tua.
- Dalam berpakaian tidak pantas dan terlalu seronok.
- Mengalami tekanan emosi dan mental.
- Mendapatkan uang atau hal yang di inginkan dengan cara mencuri.
Penyebab Pergaulan Bebas
Selain ciri-ciri pergaulan bebas, anak dan orang tua tentunya perlu juga mengenali penyebabnya. Berikut beberapa penyebab pergaulan bebas:
- Faktor keluarga. Kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua bisa menyebabkan pergaulan bebas. Dalam hal ini keluarga memang menjadi lingkungan pendidikan utama dan paling pertama untuk mendidik anak menjadi orang yang berperilaku baik di masyarakat. Sehingga di sini, anak memerlukan pendampingan dan dukungan yang baik dari orang tua dan keluarga. Pengaturan keluarga yang disfungsional—ditandai dengan konflik, kontrol orang tua yang tidak memadai, hubungan dan integrasi internal yang lemah, dan otonomi dini—berhubungan erat dengan kenakalan remaja seperti pergaulan bebas.
- Kurangnya nilai keagamaan. Melalui pendidikan agama anak bisa mendapatkan nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat. Dengan begitu, anak mengerti hal-hal apa saja yang mempunyai nilai kebaikan dan serta yang bersifat merusak dan perlu dihindari. Jika pendidikan agama tidak dapat ditanamkan ada anak dengan baik, maka anak akan merasa kesulitan dalam menjalankan peranan di masyarakat.
- Kontrol diri. Salah satu penyebab pergaulan bebas adalah lemahnya kontrol diri. Orang yang kontrol dirinya lemah biasanya tidak dapat membedakan perilaku yang baik dan buruk. Ini membuat anak dan remaja berpotensi melakukan tindakan melanggar norma atau perilaku buruk. Bahkan meskipun anak sudah dapat membedakan dua tingkah laku tersebut, mereka tetap bisa melanggarnya ketika mereka tidak dapat mengembangkan kontrol diri dengan baik.
- Gaya hidup. Gaya hidup modern bisa menyebabkan pergaulan bebas pada remaja. Mengikuti gaya hidup atau tren yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku pada akhirnya dapat memicu pergaulan bebas.
- Pengaruh teman sebaya. Keanggotaan dalam geng nakal, seperti keanggotaan dalam pengelompokan alami lainnya, dapat menjadi bagian dari proses menjadi dewasa. Melalui asosiasi primer tersebut, seorang individu memperoleh rasa aman dan aman, mengembangkan pengetahuan tentang interaksi sosial, dan dapat menunjukkan kualitas tersebut.
- Keadaan lingkungan tempat tinggal. Seorang anak yang berada pada lingkungan pertemanan buruk maka tentu akan mendapat banyak pengaruh perilaku buruk. Sebaliknya, anak dengan lingkungan pertemanan baik dan suportif tentu dapat saling membantu dan memberikan pengaruh baik satu dengan yang lain. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian setiap orang tua.
Dampak Pergaulan Bebas
Mengenali ciri-ciri pergaulan bebas sangatlah penting, baik bagi orang tua maupun bagi anak. Pasalnya, hal tersebut dilakukan untuk menghindari dampak-dampak buruk dari perilaku tersebut. Berikut beberapa dampak pergaulan bebas yang perlu diketahui:
- Remaja yang melakukan seks bebas bisa mengakibatkan kehamilan di luar nikah dan meningkatkan risiko penyakit kelamin seperti HIV AIDS.
Remaja yang mencoba konsumsi narkoba dan obat-obatan terlarang dapat merusak kesehatan fisik dan mental dalam jangka panjang hingga menyebabkan kematian.
- Meningkatkan risiko kriminalitas pada anak remaja untuk memenuhi keinginannya. Seperti melakukan tindakan perampokan, pencurian, hingga pembunuhan.
- Dari segi agama, remaja yang terlibat dalam pergulan bebas dan melakukan berbagai perilaku menyimpang mendapatkan dosa berat.
- Remaja yang terlibat dalam pergaulan bebas dan melakukan perilaku menyimpang mempunyai tidak cukup percaya diri untuk kembali berhubungan dengan keluarga, teman, dan bersosialisasi di masyarakat.
Cara Mencegah Pergaulan Bebas
Mengenali ciri-ciri pergaulan bebas, penyebab, hingga dampaknya tentu dilakuakn untuk mencegah dan menghindari perilaku tersebut dalam masyarakat. Tindakan pencegaan terhadap pergaulan bebas dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:
Menanamkan nilai-nilai agama, moral, dan etika
Nilai-nilai yang perlu ditanamkan dalam diri antara lain pendidikan agama, moral, dan etika dalam keluarga. Kerjasama guru, orang tua, dan masyarakat dalam menanamkan nilai-nilai tersebut sangat diperlukan agar mudah diserap oleh remaja. Pendidikan hendaknya tidak hanya mengajarkan kemampuan intelektual, tetapi juga mengembangkan kemampuan emosional agar dapat melatih kepercayaan diri dan mengambil keputusan yang tepat.
Penyuluhan remaja
Dalam penyuluhan pada remaja perlu dibahas mengenai batas-batas penyimpangan yang masih dianggap dalam batas-batas normal. Semua itu dikemukakan dengan latar belakang norma-norma yang berlaku, termasuk agama dan pandangan masyarakat. Kalau gerakan sederhana ini dimulai dari keluarga, maka persoalan pergaulan bebas dapat diminimalisir sekecil mungkin, karena keluarga adalah dasar pertama untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan.
Sumber : Zonariau