FOTO FILE: Kuil St. Sava diambil oleh drone saat fajar. © Getty Images / EXTREME-PHOTOGRAPHER
FOTO FILE: Kuil St. Sava diambil oleh drone saat fajar. © Getty Images / EXTREME-PHOTOGRAPHER

Padang - Sebuah pusat gas alam yang diusulkan di Turki akan menyediakan pembangkit listrik baru bagi Serbia dengan bahan bakar tambahan dan memungkinkan negara itu untuk meningkatkan konsumsi tahunannya menjadi empat miliar meter kubik (bcm), Vojislav Vuletic, kepala Asosiasi Gas Serbia, mengatakan kepada RIA Novosti pada Senin.

“Jika pusat gas didirikan di Turki, itu berarti pasokan baru dan mungkin jaringan pipa penghubung (yang baru akan dibangun) melalui Serbia, yang sangat berguna,” katanya.

Pekan lalu, perwakilan presiden Turki Ibrahim Kalin mengatakan pipa penghubung yang diusulkan tidak hanya akan menjadikan Turki sebagai negara transit tetapi juga dapat berfungsi sebagai platform untuk menentukan harga gas.

Pada akhir Oktober, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa ia telah menerima proposal dari mitranya dari Rusia, Vladimir Putin, untuk membuat pusat gas alam internasional di Turki yang dapat diandalkan oleh banyak negara lain di masa depan.

Kedua pemimpin telah sepakat untuk mempercepat pengembangan pipa itu, yang akan memungkinkan Rusia untuk mengalihkan pasokan dari pipa gas Nord Stream setelah mereka rusak parah dalam ledakan pada bulan September.

Sektor pembangkit listrik Serbia mulai meninggalkan pembangkit listrik tenaga batu bara, karena sebagian besar unitnya sudah usang. Ini dibangun setengah abad yang lalu dan akan segera ditutup, menurut Vuletic. Perusahaan listrik milik negara EBS berencana untuk membangun stasiun berbahan bakar gas baru di Subotica, Novi Sad, Sremska Mitrovica, Beograd, Kragujevac dan Nis. Ini akan membutuhkan sekitar 1,7 bcm per tahun, katanya.

 

“Dengan volume konsumsi saat ini, kita membutuhkan sekitar empat bcm per tahun,” tambah Vuletic. Saat ini, Rusia adalah satu-satunya pemasok gas alam Serbia.