Duka Mendalam: Gian Septiawan Ardani, Anak 8 Tahun yang Tertimpa Tragedi di Masjid, Dikenang dengan Haru/Doc.polsekkototangah
Duka Mendalam: Gian Septiawan Ardani, Anak 8 Tahun yang Tertimpa Tragedi di Masjid, Dikenang dengan Haru/Doc.polsekkototangah

PADANG, Nusantaramedia.co.id - Suasana duka yang mendalam menyelimuti kediaman Gian Septiawan Ardani, seorang anak berusia 8 tahun, di Jalan Lori, Lubuk Minturun, pada Selasa malam (19/9). Di bawah tenda hitam yang menggantung, keluarga Gian, termasuk kakek, ayah, bibi, hingga paman, berkumpul bersama dalam kesedihan yang tak terlukiskan. Di dalam rumah, sanak saudara lainnya tak hentinya membaca Alquran dalam kesyukuran dan penghormatan terakhir.

Mereka masih tak dapat mempercayai kenyataan pahit bahwa Gian, si anak riang yang selalu menyinari hari-hari mereka dengan keceriaan, kini telah tiada.

Tragedi tak terduga menimpa Gian saat ia kehilangan nyawanya akibat tertimpa reruntuhan dinding pelataran parkir Masjid Raya Lubuk Minturun. Saat itu, Gian sedang berwudu untuk memasuki salat ashar. Dinding yang menjulang tinggi itu tiba-tiba roboh karena aksi nekat seorang pelajar SMP yang melakukan freestyle sepeda motor gaya berdiri dan menabrak dinding masjid dengan keras. Gian terhimpit oleh reruntuhan, dan nyawanya pun melayang dalam hitungan detik yang tragis.

"Semuanya di rumah, baik yang tua, yang muda, perempuan, laki-laki, semuanya sangat sayang kepada cucu saya ini," kenang Masrisal, kakek Gian, pada Selasa malam (19/09/2023).

Gian adalah buah hati dari Jordi (28) dan Nova Desvita (30). Sebagai anak sulung dalam keluarga, Gian dikenal sebagai sosok yang ceria, ramah, dan selalu penuh dengan kebaikan hati. Sifatnya yang riang membuat Gian menjadi incaran kasih sayang bukan hanya dari keluarganya, melainkan juga dari banyak warga di sekitarnya.

"Di lingkungan kampungnya, dia sangat disayangi oleh warga, boleh ditanya. Karena cucu saya suka menyapa, ceria. Anaknya riang," ungkap Masrisal.

"Selain itu, cucu saya juga latah. Teman-temannya sering datang ke rumah untuk bermain bersamanya. Dia suka bercanda dan tertawa bersama teman-temannya," tambah Masrisal.

Masjid Raya Lubuk Minturun, tempat Gian kehilangan nyawanya dalam tragedi yang mengguncang banyak hati, terletak hanya sekitar 100 meter dari rumahnya. Gian adalah anak yang rajin mengaji, tidak hanya saat sedang belajar Iqra, tetapi juga saat melaksanakan salat berjemaah seperti Magrib dan Isya.

"Saat kejadian itu, cucu saya sedang mengambil wudu untuk salat ashar. Setelah itu, dia hendak mengaji dan pulang sekitar jam 5 sore," cerita Masrisal.

Keluarga dan warga sekitar merasa sangat kehilangan Gian, yang selalu membawa senyuman dan kebahagiaan dalam kehidupan mereka. Tragedi ini telah meruntuhkan hati banyak orang dan mengguncang komunitas setempat. Semua berdoa agar Gian dapat mendapatkan tempat yang indah di sisiNya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dalam menghadapi duka yang begitu mendalam.

 

(Efrian Pratama)